Cara Mengetahui Jumlah Pengunjung pada blog/website kita
    
        Punya blog ? tapi tidak mengetahui berapa kali blog kita dikunjungi oleh pengunjung ? Mungkin anda bertanya-tanya blogku ini di kunjungi orang atau tidak?. Karena setiap pengunjung tidak semuanya mengikuti (fallow) atau meninggalkan komentar. Meskipun banyak blogger mania telah mem-posting trik ini tidak ada salahnya aku membuat posting trik ini biar jadi catatan perjalanan blogku. Jadi begini cara deteksi pengunjung di blog anda.

     1. Masuk ke alamat ini   http://www.website-hit-counters.com/
    
2. Pilih salah satu bentuk tampilan yang anda sukai
     3. Isilah data yang diminta, centang (I would like a Weekly Traffic Summary sent to this email.) Klik Submit   
     
4. Copy kode javascript yang muncul pada halaman ini.

     
5. Cara memasukkan kode javascript tersebut dengan cara sebagai berikut:
              1. Loggin ke Blogger dengan ID anda masing-masing
              2. Masuk ke Tata Letak (Layout)
              3. Pilih Elemen Laman
              4. Pilih Tambah Gadget
              5. Kemudian pilih HTML/Javasript
              6. Copy paste kode yang tadi
              7. Save/Simpan kemudian lihat hasilnya

                                Selamat mencoba

MEKANISME SPESIASI

 Nama : Rita Susanti
NIM    : 090805010

Spesiasi merupakan proses pembentukan spesies baru dan berbeda dari spesies sebelumnya melalui proses perkembangbiakan secara natural dalam kerangka evolusi. Spesiasi sangat terkait dengan evolusi, keduanya merupakan proses perubahan yang berangsur-angsur, sedikit demi sedikit, secara gradual, perlahan tetapi pasti terjadi. Spesiasi lebih ditekankan pada perubahan yang terjadi pada populasi jenis tertentu. Kecepatan spesiasi maupun kepunahan sebagian tergantung pada ukuran kisaran geografis dari suatu daerah. Daerah yang luas cenderung meningkatkan kecepatan spesiasi dan menurunkan kecepatan kepunahan.

Mekanisme spesiasi
1.    Feromon
Parris (1999) menyatakan bahwa feromon merupakan signal kimia yang bersifat intraspesifik yang penting dan digunakan untuk menarik dan membedakan pasangannya, bahkan feromon dapat bertindak sebagai tanda bahaya. Molekul ini spesifik pada individu betina yang dapat merangsang individu jantan dan atau sebaliknya sebagai molekul spesifik yang dihasilkan oleh individu betina untuk menolak individu jantan. Misalnya pada Drosophila melanogaster feromon mempunyai pengaruh pada tingkah laku perkawinan, di mana dengan adanya feromon yang dilepaskan oleh individu betina membuat individu jantan melakuakn aktivitas sebagai wujud responnya  terhadap adanya feromon tersebut.

2.    Geografi
 faktor awal dalam proses spesiasi adalah pemisahan geografis, karena selama populasi dari spesies yang sama masih dalam hubungan langsung maupun tidak langsung gene flow masih dapat terjadi, meskipun berbagai populasi di dalam sistem dapat menyimpang di dalam beberapa sifat sehingga menyebabkan variasi intraspesies. Hal serupa juga dikemukakan oleh Campbell dkk (2003) bahwa proses-proses geologis dapat memisahkan suatu populasi menjadi dua atau lebih terisolasi. Suatu daerah pegunungan bisa muncul dan secara perlahan-lahan memisahkan populasi organisme yang hanya dapat menempati dataran rendah; suatu glasier yang yang bergeser secara perlahan-lahan bisa membagi suatu populasi; atau suatu danau besar bisa surut sampai terbentuk beberapa danau yang lebih kecil dengan populasi yang sekarang menjadi terisolasi. Jika populasi yang semula kontinyu dipisahkan oleh geografis sehingga terbentuk hambatan bagi penyebaran spesies, maka populasi yang demikian tidak akan lagi bertukar susunan gennya dan evolusinya berlangsung secara sendiri-sendiri. Seiring dengan berjalannya waktu, kedua populasi tersebut akan makin berbeda sebab masing-masing menjalani evolusi dengan caranya masing-masing (Widodo dkk, 2003).

               Pada awalnya isolasi reproduksi muncul sebagai akibat adanya faktor geografis, yang sebenarnya populasi tersebut masih memiliki potensi untuk melakukan interbreeding dan masih dapat dikatakan sebagai satu spesies. Kemudian kedua populasi tersebut menjadi begitu berbeda secara genetis, sehingga gene flow yang efektif tidak akan berlangsung lagi jika keduanya bercampur kembali. Jika titik pemisahan tersebut dapat tercapai, maka kedua populasi telah menjadi dua spesies yang terpisah (Widodo dkk, 2003). Isolasi geografi dari sistem populasi diprediksi akan mengalami penyimpangan karena kedua sistem populasi yang terpisah itu mempunyai frekuensi gen awal yang berbeda, terjadi mutasi, pengaruh tekanan seleksi dari lingkungan yang berbeda, serta adanya pergeseran susunan genetis (genetic drift), ini memunculkan peluang untuk terbentuknya populasi kecil dengan membentuk koloni baru.

               Pada spesiasi alopatrik, aliran gen terinterupsi ketika satu populasi terpisah secara geografis menjadi subpopulasi yang terisolasi. Sebagai contoh, permukaan air danau yang surut menghasilkan dua atau lebih danau-danau kecil yang menjadi habitat bagi populasi yang terpisah. Aliran sungai yang berpindah akan memisahkan populasi hewan yang tidak dapat menyeberangi sungai. Individu-individu yang mengkoloni wilayah terisolir sehingga keturunannya menjadi terisolasi secara geografis dari populasi induknya.

The Process of Allopatric Speciation
       Seberapa besarkah barier geografis yang mampu menyebabkan spesiasi alopatrik? Jawabnya tergantung dari kemampuan organisme untuk berpindah. Burung, singa, dan serigala mampu menyeberangi sungai atau ngarai namun bagi tupai kecil sungai atau ngarai dapat menjadi barier yang besar (Figure 24.6). Ketika pemisahan geografis telah terjadi, gene pool yang telah terpisah menjadi berbeda melalui mekanisme tertentu (lihat bab sebelumnya). Mutasi yang berbeda muncul, seleksi alam berlaku pada organisme yang terpisah, dan hanyutan genetic mengubah frekuensi alel. Dalam kondisi tersebut, isolasi reproduktif dapat terjadi sehingga menyebabkan populasi baru ini berbeda secara genetic. Sebagai contoh, sekelompok tumbuhan Mimulus guttatus, seleksi alam menguntungkan terjadinya evolusi populasi toleran copper bagi tumbuhan yang hidup dekat penambangan copper. Konsentrasi copper di tanah pada area penambangan ini dapat mencapai level yang mematikan bagi individu yang tidak toleran. Ketika anggota dari tumbuhan toleran copper melakukan perkawinan dengan anggota populasi lain, keturunan yang dihasilkan lemah. Analisis gen menunjukkan bahwa gen untuk toleran copper bertanggungjawab terhadap survival dari keturunan hybrid.

3.    Musim
      Spesiasi musim adalah mekanisme yang di sebabkan karena adanya perbedaan waktu pembentukan dan pematangan sel kelamin, misalnya perbedaan waktu pematangan serbuk sari pada tanaman tertentu.
perbedaan musim kawin akan menyebabkan individu yang memiliki perbedaan musim kawin hanya dapat saling menyerbuki individu yang cocok.

4.    Sruktural
5.    Fisiolois
6.    Inang
7.    Partenogenesis:
perkembangan individu dari gamet yang tidak dibuahi, terutama banyak terjadi pada invertebrata.


8.    Plasmik sitoplasmik
9.    Kromosom
perbedaan jumlah, bentuk kromosom, dan urutan gen dapat menyebabkan beberapa perubahan, baik dari segi morfologi atau tingkat kesuburan.

10.    Makrogenesis
11.    Kematian gamet
Isolasi gamet menghalangi terjadinya fertilisasi akibat susunan kimiawi dan molekul yang berbeda antara dua sel gamet, seperti spermatozoa yang mengalami kerusakan di daerah traktus genital organ betina karena adanya reaksi antigenik, menjadi immobilitas, dan mengalami kematian sebelum mencapai  atau bertemu sel telur. Contohnya pada persilangan Drosophila virilis dan D. americana, sperma segera berhenti bergerak pada saat sampai pada alat kelamin betina, atau bila tidak rusak maka sperma akan mengalami kematian. gambaran lain juga yang terjadi pada ikan, di mana telur ikan yang dikeluarkan dari air tidak akan dibuahi oleh sperma dari spesies lain karena selaput sel telurnya mengandung protein tertentu yang hanya dapat mengikat molekul sel sperma dari spesies yang sama.

12.    Kematian zigotSel telur yang telah dibuahi oleh sperma spesies lain (zigot hibrid) seringkali tidak mengalami perkembangan regular pada setiap stadianya, sehingga zigot tersebut mengalami abnormalitas dan tidak mencapai tahapan maturitas yang baik atau mengalami kematian pada stadia awal perkembangannya. Di antara banyak spesies katak yang termasuk dalam genus Rana, beberapa diantaranya hidup pada daerah dan habitat yang sama, dan kadang-kadang mereka bisa berhibridisasi. Akan tetapi keturunan yang dihasilkan umumnya tidak menyelesaikan perkembangannya dan akan mengalami kematian.

13.    Kematian embrio
14.    Sterilitas
Terjadinya sterilitas ini disebabkan oleh inkompatibilitas genetik yang nyata sehingga tidak dapat menurunkan keturunannya. Contoh hibrid yang steril antara lain: mule (hibrid antara keledai dan kuda), cama (hibrid antara onta dan ilama), tiglon (hibrid anatara macan dan singa), zebroid (hibrid antara zebra dan kuda).

15.    Semiletal
Individu yang mmiliki vitalitas yang sangat rendah
16.    Degenerasi keturunan
17.    hibridisasi

(BIO' USU '09)

;;