Pengertian Kromosom


 Pengertian kromosom

Kromosom adalah kromatin yang merapat, memendek dan membesar pada waktu terjadi proses pembelahan dalam inti sel (nukleus), sehingga bagian – bagiannya dapat terlihat dengan jelas di bawah mikroskop biasa. Kromosom berasal dari kata chroma = berwarna, dan soma = badan. Terdapat di dalam plasma nukleus, berupa benda – benda berbentuk lurus seperti batang atau bengkok, dan terdiri dari bahan yang mudah mengikat zat warna. Istilah kromosom pertama kali diperkenalkan oleh W. Waldeyer pada tahun 1888, walaupun Flemming (1879) telah melihat pembelahan kromosom di dalam inti sel. Ahli yang mula – mula menduga bahwa benda – benda tersebut terlibat dalam mekanisme keturunan ialah Roux (1887) melaporkan bahwa banyaknya benda itu di dalam nukleus dari mahkluk yang berbeda adalah berlainan, dan jumlahnya tetap selama hidupnya. Morgan (1993), menemukan fungsi kromosom dalam pemindahan sifat – sifat genetik. Beberapa ahli lainnya seperti Heitz (1935), Kuwanda (1939), Gritter (1940) dan Kauffmann (1948), kemudian menyusul memberi keterangan lebih banyak tentang morfologi kromosom (Elvita, 2008).

            Kromosom dibedakan atas autosom (kromosom tubuh) dan kromosom kelamin (kromosom seks). Kecuali beberapa hewan tertentu maka kebanyakan makhluk memiliki sepasang kromosom kelamin dan sisanya merupakan autosom. Lalat buah (Drosophila melanogaster) yang sering digunakan untuk penyelidikan genetika mempunyai kromosom, terdiri dari 6 autosom dan 2 kromosom kelamin. Manusia memiliki 46 kromosom, terdiri dari 44 autosom dan 2 kromosom kelamin (Suryo, 1984).

            Jika kita mengamati lebih teliti suatu sel di dalam proses mitosis, maka pada interfase, yaitu pada waktu sel dalam keadaan istirahat menjelang pembelahan baru, kita lihatlah benang-benang linin yang simpang siur, berbelit-belit merupakan jaring-jaring. Pada benang-benang itu tampaklah adanya bagian-bagian yang suka menghisap zat warna, dan oleh karena itu bagian-bagian tersebut kita beri nama kromatin. Benang-benang linin itu mempunyai banyak putaran (spiral) dan dengan demikian sangat banyak lah butir-butir kromatin yang dapat termuat padanya. Dalam profase, benang-benang linin nampak makin lama makin terputus-putus. Untuk satu potongan benang kita memberikan nama kromonema. Kromonema itu sedikit demi sedikit dikelilingi oleh sitoplasma yang memadat seakan-akan merupakan bungkus (wadah) bagi kromonema, wadah ini disebut matriks. Matriks dengan kromonema di dalamnya merupakan apa yang kita sebut kromosom. Bagian-bagian yang suka mengisap zat warna, yang diatas kita sebut butir-butir kromatin, itu oleh beberapa sarjana disebut kromomer. Di dalam kromomer inilah terletak gen-gen yang hakekatnya masih belum jelas seluruhnya. Gen merupakan bahan penelitian yang mengasyikkan di dalam sitogenesis (pembelahan sel) dan karyogenesis ( pembelahan inti) ( Dwidjoseputro, 1977).

Kromosom dapat dilihat dengan mudah, apabila menggunakan teknik pewarnaan khusus selama nukleus membelah. Hal ini karena pada saat itu kromosom mengadakan kontraksi sehingga menjadi lebih tebal, dan dapat mengisap zat warna lebih baik. Ukuran kromosom bervariasi bagi setiap spesies. Panjangnya berkisar antara 0,2 – 50 mikron, diameternya antara 0,2 – 20 mikron dan pada manusia mempunyai panjang 6 mikron. Satu kromosom terdiri dari 2 (dua) bagian :

1. Sentromer, disebut juga kinetokor, merupakan bagian kepala kromosom.    Fungsinya adalah sebagai tempat berpegangan benang plasma dari gelendong inti (spindle) pada stadium anafase. Sentromer tidak mengandung kromonema dan gen.
2.    Lengan, ialah badan kromosom sendiri. Mengandung kromonema dan gen. Lengan  memiliki 3 daerah :


a. Selaput, ialah lapisan tipis yang menyelimuti badan kromosom
b. Kandung / matrix, mengisi seluruh lengan, terdiri dari cairan bening
c. Kromonema, ialah benang halus berpilin – pilin yang terendam dalam kandung,

Di dalam kromonema terdapat kromomer (pada manusia tidak jelas). Melihat pada perbedaan banyaknya mengisap zat warna teknik mikroskopik, kromatin (kromosom yang sedang tidak mengalami proses pembelahan) dibedakan atas :

1. Heterokromatin, ialah daerah kromatin yang relatif lebih banyak dan lebih mudah    mengisap zat warna dibandingkan dengan bagian lain dari lengan
2. Eukromatin, ialah daerah kromatin yang terang dan mengandung gen – gen yang sedang aktif Pada satu kromatin, daerah hetero tersebar di antara eukromatin, paling banyak dekat sentromer.

Daerah heterokromatin sewaktu waktu dapat berubah menjadi eukromatin, bilamana gen – gennya berubah menjadi aktif. Sebaliknya daerah eukromatin dapat pula berubah menjadi heterokromatin, pada saat gen – gennya tidak aktif atau beristirahat. Dengan demikian dapatlah kita ketahui, bahwa suatu gen tidak selalu giat melakukan transkripsi, bergantung pada kebutuhan sel pada waktu bermetabolisme (Elvita, 2008).

            Suatu sel yang mengandung dua perangkat kromosom lengkap disebut diploid. Sperma dan sel telur yang hanya mempunyai sebuah dari setiap macam kromosom atau seperangkat kromosom disebut haploid. Sel-sel tersebut mempunyai separuh dari jumlah kromosom yang ada dalam sel-sel somatik spesies yang sama. Jika sel telur dibuahi oleh sperma, dan kedua perangkat haploid kromosom digabung maka jumlahnya menjadi diploid lagi. Nukleolus juga mempunyai satu atau lebih benda-benda bulat disebut nukleolus yang dapat dilihat dengan fase mikroskop. Sel-sel hewan tertentu mempunyai jumlah nukleoulus yang sama. Nukleolus ini menghilang pada waktu sel akan membelah diri dan timbul lagi setelah pembelahan itu selesai. Jika nukleolus ini dirusak dengan sinar ultraviolet atau sinar x maka pembelahan sel terhamabat. Hal ini tidak terjadi pada percobaan-percobaan kontrol dimana bagian-bagian lain dari nukleolus selain nukleolus ( Villee, 1984).


BY : RITA SUSANTI