Hormon Endokrin
Hormon endokrin adalah hormon yang disekresikan oleh organ atau jaringan utama yang termasuk bagian sistem endokrin. Hormon tidak bekerja secara lokal, zat ini dibawa aliran darah menempuh jarak yang jauh untuk mempengaruhi jaringan target. Hormon endokrin dapat disekresi oleh satu sel atau oleh sekelompok sel yang ditemukan dalam jaringan non-endokrin. Beberapa hormon, seperti hormon plasenta yang ditemukan selama masa kehamilan, hanya diproduksi untuk sementara. Neurohormon disintesis dalam sel-sel saraf neurosekresi. Zat ini berfungsi dan disekresi sepeti hormon, tetapi biasanya bekerja dalam jarak yang lebih pendek dan jelas. Prostaglandin adalah zat seperti hormon yang merupakan derivat asam lemak asam arakidonat. Zat ini terbentuk dalam jumlah kecil pada jaringan tubuh baik pada saat kondisi normal maupun patologis. Prostaglandin disintesis dan dilepas untuk bekerja secara lokal pada sel-sel tetangga. Hormon ini mempengaruhi berbagai fungsi tubuh, antara lain efek terhadap tekanan darah, kontraksi otot polos, pembekuan darah, pencernaan, reproduksi dan respon inflamatori (Sloane, 2004: 202).
Hormon-hormon, yang berasal dari akar kata bahasa Yunani yang berarti ‘merangsang’, sebenarnya dapat menghambat proses-proses tertentu seraya merangsang proses-proses lain. Hormon dapat memberikan efeknya pada struktur-struktur target dengan cara mengubah fungsi gen, memenuhi jalur-jalur metabolik secara langsung atau mengontrol perkembangan organ-organ spesifik atau produk-produk sekretorinya. Organ-organ yang memberikan respon terhadap suatu hormon disebut organ target dari hormon tersebut. Pada sebagian kasus, kombinasi antara mekanisme-mekanisme neural dan hormonal berfungsi dalam asosiasi yang erat untuk mencapai integrasi. Mekanisme-mekanisme semacam itu menyusun sistem neurohormoral, dimana saluran-saluran saraf memberikan efeknya melalui sekresi hormon-hormon tertentu yang dikenal sebagai neurohumor. Mekanisme-mekanisme neurohormoral terutama menonjol dalam sumbu fungsional yang menyatukan otak dan kelenjar pituitari. Struktur-struktur endokrin dan hormon-hormon pengintegrasi ditemukan pada avertebrata, tetapi belum dieksplorasi seekstensif hormon-hormon vertebrata. Walaupun identifikasi hormon-hormon avertebrata spesifik tersebut dan pemahaman mengenai cara kerjanya belum lengkap (Fried, 2006: 240).
Berdasarkan pemanfaatan hasil kelenjarnya secara garis besar dibedakan menjadi kelenjar eksokrin dan kelenjar endokrin. Krin berasal dari kata krinos yang berarti memisahkan atau menghasilkan. Kelenjar eksokrin dimaksudkan untuk kelenjar-kelenjar yang biasanya mempunyai saluran keluar untuk mengangkut hasil kelenjarnya yang selanjutnya bermuara pada permukaan dalam dan luar tubuh. Apabila hasilnya diangkut oleh pembuluh darah atau pembuluh limfa, maka kelenjar demikian dimasukkan kelenjar endokrin atau kelenjar hormon. Karena kelenjar hormon tidak memiliki saluran keluar kadang-kadang dinamakan juga sebagai kelenjar buntu dan hasilnya dinamakan hormon. Namun bagi beberapa kelenjar eksokrin yang tidak mempunyai saluran keluar tidak dapat dimasukkan sebagai kelenjar hormon (Subowo, 1992: 27).
Dari sekian banyak jumlah hormon yang mengatur fungsi-fungsi tubuh vertebrata, beberapa hormon hanya mempengaruhi satu atau beberapa jaringan. Hormon lain, seperti hormon seks yang membantu perkembangan karakteristik jenis kelamin jantan dan betina, turut mempengaruhi sebagian besar jaringan tubuh. Beberapa hormon yang disebut dengan hormon tropik mempunyai kelenjar endokrin lain sebagai organ targetnya dan berperan sangat penting dalam pemahaman kita akan mengkoordinasi kimiawi (Campbell, 2003: 134).
Kedua jenis kelenjar yang disebutkan dia atas kesemuanya berasal dari membran epitel yang menutupi permukaan yang pada suatu saat tumbuh masuk kedalam jaringan pengikat di bawahnya. Kelompok sel-sel epitel yang mengadakan invasi tersebut selanjutnya memperbanyak diri dan berdifferensiasi untuk membentuk kelenjar. Biasanya dalam pembentukan kelenjar eksokrin masih tetap dipertahankan hubungannya dengan epitel permukaannya, sedang untuk kelenjar endokrin sudah tidak lagi berhubungan (Subowo, 1992: 37).
Biokimia hormon terdiri dari dua kelas utama yaitu derivat asam amino, seperti protein, polipeptida, peptida, amina atau kompleks protein konjugasi seperti glikoprotein adalah hormon yang diproduksi kelenjar hipofisis, hipotalamus, medula adrenal, pineal, tiroid, sel-sel pulau pankreas dan sel-sel dalam saluaran pencernaan. Zat ini umumnya dapat larut dalam air dan ditranspor dalam bentuk yang tidak berikatan dalam darah. Steroid adalah senyawa lipid larut lemak yang disintesis dari kolesterol. Zat ini diproduksi oleh ovarium, testis, plasenta dan bagian luar kelenjar adrenal serta testosteron, esterogen, progesteron, aldosteron dan kortisol. Zat ini bersirkulasi dalam plasma yang mentranspor protein (Sloane, 2004: 202).
Kelenjar eksokrin mempunyai struktur lebih sederhana dari pada kelenjar eksokrin. Oleh karena hasil sekresinya harus dapat diangkut melalui darah, maka pada umumnya kelenjar endokrin terdapat anyaman kapiler yang berhubungan langsung dengan sel-sel kelenjar. Susunan sel-sel kelenjar dapat tersebar dalam anyaman kapiler atau membentuk kelompok-kelompok. Oleh karena hormon sebagai hasil kelenjar endokrin dalam kadar yang sangat rendah sudah menunjukkan pengaruhnya maka hormon tersebut tidak selalu harus diangkut oleh pembuluh darah, namun harus ditimbun dahulu. Penimbunan hormon pada tingkat pertama dapat dilakukan intraseluler sebagai butir-butir sekresi yang selanjutnya dapat ditimbun ekstraseluler di dalam celah-celah antar sel kelenjar atau dibatasi dalam suatu bentuk ruang yang dinamakan folikel. Tidak semua kelenjar endokrin disusun dalam kesatuan kelenjar khusus, melainkan kadang-kadang tersebar dalam suatu organ (testis, ovarium, selaput lendir usus). Sebagian kelenjar endokrin membentuk suatu kesatuan yang dibungkus oleh jaringan pengikat (Hypophysis cerebri). Ada bentuk khusus dari kelenjar endokrin yang merupakan campuran kelenjar endokrin-eksokrin. Jenis kelenjar ini terdapat pada pankreas dimana kelenjar endokrin terdapat sebagai pulau-pulau di antara kelenjar eksokrin. Kelenjar endokrin sebagai Insula Langerhans (Subowo, 1992: 38).
BY : RITA SUSANTI
Label: Defenisi Hormon Endokrin, Endokrin
Pengertian Hormon Endokrin
2011-12-07T05:16:00-08:00
Rytha Teguh Aza
Defenisi Hormon Endokrin|Endokrin|
Subscribe to:
Posting Komentar (Atom)