Bells pallsy

BERADA di ruang ber-AC (air conditioner, pendingin ruangan) memang nyaman. Rasa panas dan keringat pun langsung lenyap. Tapi, berada di ruang ber-AC terlalu lama kurang menguntungkan bagi kesehatan tubuh. Sebab, ada risiko Bell's palsy.

Gejala yang muncul adalah mendadak satu sisi wajah perot saat bangun tidur, satu mata tidak bisa berkedip, dan ludah terus menetes. "Meski hampir sama, Bell's palsy tetap berbeda dengan stroke," kata dr Sutis Nasia SpS.

Bell's palsy hanya menyerang satu sisi wajah, tanpa diikuti kelemahan anggota gerak tubuh lainnya. Sebab, ada serangan saraf tepi urutan ke-7 (saraf fasial) di antara total 12 pasang saraf cranial. Dalam kondisi tersebut, terjadi ketidakmampuan mengontrol otot-otot muka pada sisi yang sakit. Pada stroke, penderitanya mengalami kelumpuhan separo badan. Hal tersebut disebabkan pembuluh darah pecah atau tersumbat.

"Saraf ketujuh ini berfungsi sebagai hear, tear, taste, face," papar spesialis saraf dari Siloam Hospitals Surabaya itu. Jadi, lanjut dia, penderita Bell's palsy menderita gangguan pendengaran, sekresi kelenjar air mata, pengecapan dua pertiga lidah depan, dan yang sering adalah kelemahan satu sisi otot muka.

Penyebabnya, kata Sutis, belum diketahui pasti. "Namun, yang biasanya disalahkan adalah lingkungan dingin, sering terkena angin malam, terpapar kipas angin dan AC, serta naik motor tanpa memakai helm," tuturnya. Kondisi dingin diperkirakan membuat pembuluh darah ke saraf fasialis tersebut menyempit alias vasospasme. Penyempitan itu mengakibatkan iskemia (berkurangnya suplai oksigen). Akhirnya, terjadi kelumpuhan. Hipotesis ini dikenal dengan teori iskemik. "Selain udara dingin, ketegangan emosional, terpapar karbondioksida, trauma wajah juga dianggap penyebab iskemik," tuturnya.

Teori kedua mengenai Bell's palsy adalah infeksi virus. Diduga, virus herpes simpleks tipe1, herpes zoster, virus Epstein Barr, Cytomegalovirus, serta influenza A dan B berperan dalam merusak jaringan ikat myelin saraf fasialis.



"Teori ketiga adalah imunologi," ujarnya. Kelainan saraf ke-7 ini, lanjut Sutis, banyak terjadi pada orang yang daya tahannya menurun. Misalnya, penderita HIV, penderita lupus, dan ibu hamil.

Faktanya, kata dia, penderita Bell's palsy sembuh sendiri. Sekitar 85 persen menunjukkan perbaikan dalam tiga minggu. Hanya 15 persen perbaikan terjadi setelah bulan ke-3-6. "Namun, bila lebih dari tiga minggu belum ada perbaikan, biasanya terjadi kecacatan wajah," terangnya. Kecacatan bisa berupa crocodile tear phenomenon, kontraktur, dan kedutan wajah (tic's facialis). Crocodile tear phenomenon atau fenomena air mata buaya adalah pengeluaran air mata sewaktu penderita mengunyah makanan. Ini terjadi karena regenerasi serabut saraf yang salah arah.

Bagi pengendara sepeda motor, yang gemar duduk di dekat jendela dalam perjalanan di dalam mobil sehingga tertiup angin, anda harus berhati-hati. Sebab angin dingin yang terkena wajah terus menerus dalam waktu lama dapat mengakibatkan kelumpuhan wajah atau yang biasa disebut sebagai Bell’s Palsy (Facial Palsy).
Bell’s Palsy (Facial Palsy) adalah kelainan di mana syaraf wajah (dikenal dengan sebutan Syaraf Ke-7, yaitu syaraf yang mengontrol pergerakan wajah. Posisinya berada sekitar 1 jari di depan telinga kiri / kanan Anda) tidak berfungsi dengan baik / kaku / paralize. Akibatnya salah satu bagian wajah seperti tertarik / mencong. Penyakit ini biasa terjadi di kota atau negara bersuhu dingin.
Selain itu, kelainan ini dapat menyerang pada orang-orang yang :
1. Terlalu lama berada di dalam ruang ber-AC.
2. Terkena AC / kipas angin langsung ke wajah.
3. Mengendarai motor tanpa helm yang menutup wajah dengan rapat.
4. Mandi air dingin di malam hari.

Penyebab Bell’s Palsy, yakni angin yang masuk ke dalam tengkorak, ini membuat syaraf di sekitar wajah sembab lalu membesar. Pembengkakan syaraf nomor tujuh atau nervous fascialis ini mengakibatkan pasokan darah ke syaraf tersebut terhenti. Hal itu menyebabkan kematian sel sehingga fungsi menghantar impuls atau rangsangnya terganggu. Akibatnya, perintah otak untuk menggerakkan otot-otot wajah tidak dapat diteruskan.
Bell’s Palsy diambil dari nama Sir Charles Bell, dokter dari abad 19 yang pertama menggambarkan kondisi ini dan menghubungkan dengan kelainan pada syaraf wajah. Meski namanya unik, penyakit ini akan mengganggu secara estetika ataupun fungsi pada wajah. Artinya muka yang terlihat cantik di depan kaca itu tidak terjadi dengan sendirinya. Karena, bila salah satu saja syarafnya minta istirahat, maka proporsi wajah menjadi tidak seimbang. Jika tidak ditangani akan terjadi kecacatan dengan muka penyok.Jika Anda terkena Bell’s Palsy, segeralah berobat ke Rumah Sakit. Maksimal 2 hari setelah Anda mengalami kelainan itu. Jika tidak, syaraf yang kaku dapat mengganggu otak menyebabkan penderita lumpuh. Selain itu,wajah yang kaku akan semakin sulit dikembalikan ke bentuk asalnya.
Pengobatan yang disarankan dokter adalah fisiotherapy, di mana wajah penderita akan dikompres dengan lampu sinar dan diberi kejutan listrik di sekitar wajah. Namun Anda bisa juga menggunakan alternatif pengobatan lain, seperti akupuntur. Jangan mencampur pengobatan fisioterapi dan akupuntur di waktu bersamaan
Waktu pengobatan cukup lama. Baik fisioterapi maupun akupuntur bisa 2-3 bulan baru sembuh, bahkan ada penderita yang hingga tahunan diobati tidak sembuh2. Semua itu tergantung dari ketelatenan kita dalam berobat. Jika ingin cepat sembuh, begitu mengalami kelainan, segera ke rumah sakit. Dan selama berobat, rutinlah mengikuti sesi pengobatan.


PENCEGAHAN .
Seperti disarankan oleh Dokter Syaraf agar Bell’s Palsy tidak mengenai anda, cara-cara yang bisa ditempuh adalah :
1. Jika berkendaraan motor, gunakan helm penutup wajah full untuk mencegah angin mengenai wajah.
2. Jika tidur menggunakan kipas angin, jangan biarkan kipas angin menerpa
wajah langsung. Arahkan kipas angin itu ke arah lain. Jika kipas angin terpasang di langit-langit, jangan tidur tepat di bawahnya. Dan selalu gunakan kecepatan rendah saat pengoperasian kipas.
3. Kalau sering lembur hingga malam, jangan mandi air dingin di malam hari. Selain tidak bagus untuk jantung, juga tidak baik untuk kulit dan syaraf.
4. Bagi penggemar naik gunung, gunakan penutup wajah / masker dan pelindung mata. Suhu rendah, angin kencang, dan tekanan atmosfir yang rendah berpotensi tinggi menyebabkan Anda menderita Bell’s Palsy.
5. Setelah berolah raga berat, JANGAN LANGSUNG mandi atau mencuci wajah dengan air dingin.
6. Saat menjalankan pengobatan, jangan membiarkan wajah terkena angin langsung. Tutupi wajah dengan kain atau penutup. Takut dibilang “orang aneh”?
Pertimbangkan dengan biaya yang Anda keluarkan untuk pengobatan.
Sebagai catatan :
1. Wanita hamil berpotensi 3X lebih mudah terkena Bell’s Palsy daripada wanita yang tidak hamil.
2. Penderita diabetes, perokok, dan pengguna obat-obatan sejenis steroid berpotensi 4X lebih mudah terserang Bell’s Palsy daripada orang lain.
3. Rata-rata 40.000 orang Amerika setiap tahun menderita Bell’s Palsy.
4. Terakhir, ini adalah catatan beberapa orang terkenal yang pernah menderita Bell’s Palsy. Beberapa di antaranya sembuh total, namun tidak sedikit yang tidak sembuh sehingga hingga kini, wajah mereka masih tampak mencong akibat penyakit itu.