Keberadaan Kesenian Dikie di Rokan Hulu


KESENIAN DIKIE BERUDAH DI ROKAN HULU

          Pasirpengaraian ,dzikir burudah,atau biasa disebut dengan bahasa melayu pasirpengaraian rokan hulu”dikie burudah”.dikie burudah merupakan kesenian asli rohul warisan leluhur turun temurun suku melayu pasir pada zaman kerajaan rambah.pada era  ke emasan kerajaan rambah, kesenian tradisional dikie burudah biasa tampil di dalam pesta – pesta kerajaan, namun pada zaman modern ini serba teknologi, kesenian ini hanya tampil pada pesta sukuran, baik pesta pernikahan, sunatan ,atau punsaat pesta member anak nama yang baru lahir.

         Dalam penampilanya,anggota kesenian dikie burudah, yang rata – rata diisi oleh kaum adam, setiap nggota harus pintar memainkan alat music rebana, membaca tulisan arab melayu, dan bias bersanji (bercerita) tentang rakyat pada zaman dulu bertemakan kehidupan masyarakat melayu, dan kental dengan agama islam.

         Keberadaan kesenian ini, setiap tahunnya terus mengalami peningkatan apalagi ada intruksi dari bupati rohul, kepada segenap camat dan kepala desa untuk melestarikan kesenian asli rohul, sehingga tiak lekang dimakan waktu yang semangkin hari semngkin maju bahkan pemkab rohuljuga memberikan bantuan berupa alat kesenian untuk lestarinya kesenian dikie burudah di negeri seribu suluk ini yang kental dengan ajaran agama islam.

        Saat menghadiri dan melihat langsung latihan rutin bersama 33 grup dikie burudah dari 15 desa dan kecamatan rambah,di kediaman camat rambah,bpk bupati mengucapkan terimakasih atas berkembang nya kesenian tradisional tersebut.

       Bahkan bupati salut terhadap warga pasir maju.kecamatan rambah walau penduduknyamayoritas suku jawanamun berkembangnya dikie burudah di desa tersebut juga berkembangkesenian jawa lainya yaitu kuda lumping dan lainya.